gesekan
Bosan dengan gesekan.!
ujian sekarang adalah di pertemukan dengan orang yang sama-sama kuat!
kuat ego nya.
sama-sama suka senyum alias amis budi, sama-sama teliti, tetapi sepertinya dia diatasku satu level telitinya, hanya saja aku pelupa sekali dia pelupa aja.
Kami selalu bertengkar untuk hal-hal sepele. Mungkin karena sama-sama kuat egonya, jadi gak ada yang mau ngalah duluan.
Berkali-kali kami bertengkar yang mungkin kata orang jaman sekarang mah bilangnya receh, tetapi tetap aja akhirnya diem-dieuman.
Dan aku bosan, aku sudah coba untuk berfikiran positif tetapi si setan itu yang selalu menang karena berubah menjadi hal yang negatif, mungkin karena susana sedang beku.
aku jadi berfikir...
lebih baik ada di lingkungan buruk tetapi kita pikiran kita positif atau ada di lingkungan positif tetapi pikiran kita negatif?
Sepertinya aku memilih yang kedua saja,
ketika kita berada di lingkungan positif, terus pikiran kita negatif,,,maka kita akan kalah dan malu sendiri. Contohnya kita suudzon pada orang ternyata orang itu baik sama kita kan kita jadi meleleh dan malu ya karena sudah suudzon padanya.
Kita cuek ternyata di lingkungan positif mereka perhatian, kan kita jadi meleleh lagi. gitu sih menurutku.
Ternyata aku belum lulus di ujian ini, masih pakuat-kuat...
padahal kalau orang lain yang duluan ngalah aku suka meleleh loh....
ego...ego...kenapa egomu harus seperti ini ego?
tidakkah bisa melakukan hal lain yang lebih bermanfaat dari ini?
tidak kah yang kamu lakukan ini hanya kesia-siaan?
tidak kah seharusnya berkasih sayang saja?
bukan kah itu lebih indah?
dari pada menghabiskan waktu hanya untuk menuruti nafsu yang tiada berguna?
sepertinya harus pulang dulu, charge semangat, pikiran dan suasana hati agar segar lagi, agar bisa berpikiran jernih, agar hatimu lembut.
mudah-mudahan kita berdua bisa sama2 bijak dalam menyikapi ujian ini.
ujian sekarang adalah di pertemukan dengan orang yang sama-sama kuat!
kuat ego nya.
sama-sama suka senyum alias amis budi, sama-sama teliti, tetapi sepertinya dia diatasku satu level telitinya, hanya saja aku pelupa sekali dia pelupa aja.
Kami selalu bertengkar untuk hal-hal sepele. Mungkin karena sama-sama kuat egonya, jadi gak ada yang mau ngalah duluan.
Berkali-kali kami bertengkar yang mungkin kata orang jaman sekarang mah bilangnya receh, tetapi tetap aja akhirnya diem-dieuman.
Dan aku bosan, aku sudah coba untuk berfikiran positif tetapi si setan itu yang selalu menang karena berubah menjadi hal yang negatif, mungkin karena susana sedang beku.
aku jadi berfikir...
lebih baik ada di lingkungan buruk tetapi kita pikiran kita positif atau ada di lingkungan positif tetapi pikiran kita negatif?
Sepertinya aku memilih yang kedua saja,
ketika kita berada di lingkungan positif, terus pikiran kita negatif,,,maka kita akan kalah dan malu sendiri. Contohnya kita suudzon pada orang ternyata orang itu baik sama kita kan kita jadi meleleh dan malu ya karena sudah suudzon padanya.
Kita cuek ternyata di lingkungan positif mereka perhatian, kan kita jadi meleleh lagi. gitu sih menurutku.
Ternyata aku belum lulus di ujian ini, masih pakuat-kuat...
padahal kalau orang lain yang duluan ngalah aku suka meleleh loh....
ego...ego...kenapa egomu harus seperti ini ego?
tidakkah bisa melakukan hal lain yang lebih bermanfaat dari ini?
tidak kah yang kamu lakukan ini hanya kesia-siaan?
tidak kah seharusnya berkasih sayang saja?
bukan kah itu lebih indah?
dari pada menghabiskan waktu hanya untuk menuruti nafsu yang tiada berguna?
sepertinya harus pulang dulu, charge semangat, pikiran dan suasana hati agar segar lagi, agar bisa berpikiran jernih, agar hatimu lembut.
mudah-mudahan kita berdua bisa sama2 bijak dalam menyikapi ujian ini.
Komentar
Posting Komentar