hanafia

Ini kali ketiga kau coba meyakinkanku. Pertama saat ikut belajar, pertemuan pertamaku aku benar- benar ngblank, bahkan saat itu aku takut...takut ditanya karena aku takut tak bisa jawab. Tapi sepertinya kau mengetahui keadaanku, sehingga yang ku takutkan itu tidak terjadi.alhamdulillah... Sampai akhirnya aku ikut kuis pertama dan hasilnya jelek sekali entah berapa nilaiku aku lupa, mungkin 1,5. Sampai kau bilang ikut tambahan! Hari senin selalu ada tambahan dan aku ikutan, dan sedikit belajar. Hari senin itu agendanya diterangin dulu yang g bisa nya, kedepan ngerjain soal...baru di test. Dan alhamdulillah waktu itu aku agak ngerti...setelah sekian lama...dan ketika di test aku dapat nilai 75 g tau 70 sebenarnya masih bisa diperbaiki...tapi waktunya habis. Dan ibu bilang udah Hanuri kamu lulus, sebenarnya kamu itu bisa, da kamu mah cepet nangkepnya kalo rajin mh. Waaaahhh itu pujian pertama untuk aku dari seorang dosen, belum pernah ada yang seperti itu sebelumnya, dan aku seneng bang...

Bersabar sendiri tentu berbeda rasanya dengan ketika bersabar bersama. Lagu saja mengatakan berdua denganmu pasti lebih baik. Entah kenapa ketika aku di obrolan sama teh ifah aku selalu saja menangis...entah kenapa bisa bisa begitu aku juga tidak tahu. Sepertinya aku sudah mulai bosan ketika harus hidup bareng - bareng lagi. Apalagi sekarang aku merasa hidup sendiri, seolah semuanya ditanggung sendiri olehku. Sejujurnya aku iri dengan teh nurmala yang sering pulang tiap minggu, bahkan minggu kemarin hampir seminggu teh nurmala g pulang ke rg. Tapi itu wajar karena meskipun pulang ke cijalupang tapi amanahnya tetap bisa berjalan lancar. Sementara aku ketika aku pulang aku melupakan semuanya, amanahku jadi kurang berjalan. Jadi maklum saja kalau aku di absen ketika aku pulang. G kaya teh nurmala yang seolah everything is okay. Da aku mah apah atu, belum bisa diandelin. Jadi perlakuannya juga beda. Kadang ketika kami ke t ifah bersama tiba - tiba saja aku selalu jadi BT. Sebenarnya bukan ...